Saturday, March 10, 2007

Republik bekas bag 1

Suatu ketika karena pengin buanget punya 1 set kompi gue bela-belain nguras kocek dan tabungan dalam-dalam waduh ternyata belum cukup neh batinku. maklum waktu itu memang harga 1 set cpu masih terbilang mahal, kisaran 4,5 juta (tahun 2000) itupun pentium III. sebenarnya seh gue udah punya nyang laen seperti cpu,keyboard, mouse dkk kecuali monitor yang belum juga dapat terbeli......
mau beli yang baru kantong tak menggapai terpaksa keinginan tertunda ampe 2 bulan untuk mengumpulin fulus dl, dalam keadaan kepepet begini mau tidak mau kompi mesti ada soale tugas kuliah dan skripsi sudah tidak bisa tertunda2 lagi apalagi gue udah 4 kali cuti untuk kerja ngumpulin duit waduh bisa barabe neh.....
karena tuntutan itulah gue terpaksa nyari si moni (monitor) seharian dari satu toko ke toko lain kali aja ada yang pas dengan fulus ane...tapi nihil semua harga tak dapat gue jangkau alias tak dapat terbeli....sedih!!!
akhirnya kuputuskan pulang kekost sambil mikir kira2 gimana caranya dapat tambahan untuk beli monitor......sempat terlintas difikiran kenapa nda cari yang bekas aja...mungkin saja anggarannya dapat tercapai...ini dia batinku..
aku ambil air wudhu dan sholat dhuhur dl trus makan secara tak sengaja mataku tertuju kepada koran yang mulai kotor di warung bik inah disamping kost...sambil menunggu pesanan nasi campur guepun langsung membuka lembaran demi lembaran koran tsb..mulai dari topik politik, ekonomi ampe yang nda perlupun tak lahap abiz maklum gue doyan baca....
tiba-tiba mataku menatap sebuah iklan yang ukurannya lumayan besar bagi pojok kanan bawah yang berbunyi" Diobral monitor bekas 15", 17" hanya Rp 350.000,- buruan stok terbatas". nah ini dia yang kucari, batinku girang...tanpa fikir panjang setelah sepiring nasi ludes, gue tancap gas meninggalkan bik inah keheranan nda seperti biasanya gue terburu-buru seperti ini hi..hi.....
toko yang pasang iklan tersebut tak susah kutemukan maklum gue personal going jadi kalo cuma kota samarinda ampe gang-gangnya aja ampir gue apal semua he..he....
memang benar dugaanku setumpuk monitor bekas bergeletak disana-sini " ini kok seperti obral ikan aja" dalam hati. setelah pilah-pilih kuputuskan untuk mengambil 1 unit yang kuanggap paling mulus dan bagus dibanding lainnya, dalam perjalanan pulang sudah terbayang 1 set kompi bakal menghiasi hari-hariku.......
ampe di kost tak ada yang kulakukan kecuali colok sana-sini mencoba si kompi (Komputer), karena perdana tak tanggung gue ampir lupa sholat ashar ama maghrib.....weleh...weleh....
kondisi sikompi aman-aman aja H+ 3 tapi kendala mulai muncul pada H+5, tampilan layar si moni (monitor) mulai nda karuan kadang terang sendiri pun terkadang redup sendiri mana tulisan di desktop ikut-ikutan kabur juga, waduh piye iki ujarku dalam hati, tak coba matiin dan hidupin kembali berharap ada perubahan tapi nihil sama saja....dalam hati jangan2 si moni bakal wafat neh....
kuputuskan menghubungi tempat dimana gue beli si moni tapi jawabannya kurang memuaskanku kata mereka garansinya udah abiz....ya kecewa deh gue..
tapi gue nda putus asa kali ini kucoba membaca simoni ke tukang servis jawaban mereka setelah dicek " waduh mas ini ongkosnya 400rb kalo mau tak kerjain kalo tidak ya terserah mas" kata situkang servis. "busyet deh!" itu yang keluar dari mulutku " masa ongkos servisnya lebih mahal dari harga simoni" ujarku kesal. hingga kisah ini gue posting si moni masih tergolek lemah tak berdaya dibawah ranjang dikost gue menunggu uluran tangan sang dermawan....he....he....
kisah diatas adalah kenyataan yang pernah kualami sekitar 6 tahun yang lalu, walau sekarang pengganti simoni sudah jauh lebih bagus tapi kenangan bersama dia tak dapat terlupakan. ce ilee....
sobat....
hikmah dibalik kisah diatas dapat kita petik adalah betapa kita tidak boleh menganggap barang bekas sebagai solusi tepat untuk menyelesaikan masalah walau ia bukan pilihan yang salah disuatu keadaan, tapi cobalah berfikir bijak dan cermat....betapa negri ini terus menerus dilanda bencana dan musibah yang pasti ada sebab musababnya....
kita percaya bahwa takdir pasti berlaku tapi sungguh suatu kesalahan besar bila kita tidak pernah mau berikhtiar ( berusaha semaksimal mungkin) mencegah terjadinya sebuah musibah dengan mengantisipasi penyebabnya sebagaimana menghilangkan kelaparan dengan memberi makan, menghidari takdir banjir dengan menjaga keseimbangan alam dan manusia......
barang bekas memang tak selamanya tidak baik atau tidak layak dikonsumsi...
tapi ingat resiko dan akibat dari kekeliruan dari menentukan kwalitas barang tak sedikit kita tanggung dengan uraian air mata dan kesedihan yang tak berkesudahan
tengoklah negri ini carut marut karena dipaksanya kita memakai yang serba bekas....politik dan produk hukum kita peninggalan sang penjajah belanda......sekolah kita...rumah kita...tanah kita....semua serba bekas..untung saja istri dan iman kita tidak bekas.....
tengoklah betapa kita kaya akan sumberdaya alam tapi kenyataannya kita miskin dinegri sendiri kita seolah-olah asing dirumah sendiri asing dilingkungan sendiri bagaimana tidak disaat orang lain bebas menikmati minyak kita, batubara kita, tanah kita.. ya...kita hampir saja untuk berdiri saja tidak ada tempat......
tengoklah betapa barang bekas tidak bisa memberi manfaat, kereta api berguling, pesawat menghilang, kapal tenggelam...atau memang alam sudah enggan bersahabat dengan kita atau memang kita yang tidak pernah mau bersahabat dengan alam......
tengoklah yang kita punya semua serba bekas........malu dong ama tetangga yang luasnya separuh dari negri kita, yang sumberdaya alamnya jauh dibawah kita tapi mengapa kita masioh mendengar ada yang tidak bisa makan nasi karena tak dapat terbeli sebegitu miskinkah kita dilingkaran orang-orang yang kita anggap dermawan..wallahu 'alam

No comments: